Selasa, 30 November 2010

Terang

Hidup di dunia emang seperti suatu perjalanan, mulus tidaknya perjalanan itu tergantung kita. Dan sulitnya jalan yang mulus belum tentu menuju ke jalan yang kita inginkan, sebaliknya jalan yang jelek pun tidak menjamin tercapainya tujuan kita. Rumit bukan? Apalagi kalau kita hidup berdasarkan prinsip "vivere pericoloso" (baca : berani menyerempet bahaya). Kita memang seperti masuk piramid yang mempunyai lorong berpintu dengan ukuran dan bentuk yang sama persis satu sama lain. Jika kita lengah dan tidak bisa mengenali situasi di sekitar kita, kita akan tersesat, bahkan kalau terlalu jauh dan dalam kita terkubur dalam lumpur dosa kita sulit untuk kembali, kematianlah yang menanti kita. Tetapi Tuhan telah menyodorkan anakNya yang tunggal untuk menjadi guide kita, memberikan tali FirmanNya untuk menuntun kita keluar dari piramid dosa dan mengaruniakan mahkota kehidupan bagi kita yang berhasil mengikuti lorongNya. Tapi kadang kita sulit untuk keluar dari piramid dosa itu, mengapa? Ikutilah ilustrasi dibawah ini.

Ada seorang yang kehilangan uang emasnya dikamarnya yang gelap. Anehnya, ia tidak mencari uang itu dikamarnya melainkan ditepi jalan raya yang terang. Merasa aneh, temannya bertanya :
" Apasih yang sedang kau cari disini?"
" Uang emasku", jawabnya sambil tetap mencari.
" Jatuhnya dimana?"
" Dikamarku"
" Loh, kok kamu cari disini?"
" Disini 'kan terang. Kamarku gelap"
Nah banyak orang yang seperti itu, dia ingin mencari nilai nilai kehidupan, tetapi ia tidak mau memasukkan terang kedalam kamar hatinya. Terang itu telah datang, sekarang tergantung kita. menolakNya dengan konsikuensi kita tetap gelap, atau menerimaNya dan menjadikan hidup kita bersinar bagi sesama. Mana yang anda pilih?

Jumat, 26 November 2010

Hidup Dalam Terang

Bacaan Kejadian 1:1-5

Piramid merupakan suatu peninggalan kuno yang terletak dimesir. Bahkan piramid itu diakui sebagai salah satu keajaiban dunia. Ia merupakan bangunan yang sangat megah yang berbentuk kerucut yang terdiri dari ruangan ruangan yang bertingkat tingkat. Dari masing masing ruangan yang ada itu, dihubungkan dengan lorong lorong yang berpintu dengan ketinggian dan lebar yang sama persis. Sebab itu acap kali terjadi ada turis yang ditemukan sudah menjadi mayat. Mereka mati karena ketakutan, karena tidak dapat menemukan jalan keluar seperti saat mereka masuk pertama kalinya.
Sebab itu sekarang disana disediakan orang orang yang siap sebagai pemandu wisata (guide). Para pemandu tersebut sudah terbiasa dan hafal dengan lorong lorong yang ada. Disamping itu juga disediakan seutas tali yang panjang sekali, sepanjang jarak yang bisa ditempuh dalam perjalana wisata tadi. Dengan tali tersebut para wisatawan akan lebih mudah mengenali jalan pulang dengan dibantu oleh pemandu wisata yang ada.
Kesamaan yang ada dalam piramid itu, tak jauh berbeda dengan segala sesuatu yang dialami manusia di dunia ini. Bukankah dalam satu minggu itu terdiri dari tujuh hari, dengan lama yang sama, yakni dua puluh empat jam setiap harinya. sekali pun nama berbeda beda, ada minggu,senin,selasa,rabu,kamis,jumat, dan sabtu.
Ada orang mengatakan bahwa malam minggu malam yang panjang, apanya yang panjang? Bukankah sama malam malam yang lain yaitu dua belas jam?! Hari minggu adalah hari besar, apanya yang besar? semua sama!.
Karena kesamaan itulah tak jarang manusia menjadi bingung dan tersesat. Apakah saudara termasuk dalam kelompok ini? Disini saya ingin mengajak saudara untuk mencari jalan keluar. Bukan dengan jalan sembarangan berjalan dengan moga moga bisa mencapai jalan keluar, tapi berpegang pada suatu kepastian. Kalau seorang tersesat didalam piramid membutuhkan tali dan pemandu wisata, bagaimana kalau tersesat di dalam dunia ini? Padahal kita harus menemukan pada hari pertama kita masuk.
Kitab nabi Musa terdiri dari kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Demikian urutannya dan orang Kristen harus hafal betul dengannya. Mengapa urutannya disusun seperti ini? Apa hanya bersifat kebetulan saja? Atau ada sesuatu yang hendak disampaikan Tuhan kepada umatNya.
Sebenarnya kalau diperhatikan dengan seksamaakan tampak suatu berita yang sangat menakjubkan.
  • Kejadian, Manusia diciptakan oleh Allah tapi lalu jatuh kedalam dosa
  • Keluaran, Manusia oleh anugrah Allah dipanggil keluar dari perhambaan dosa, seperti keluarnya bangsa israel dari mesir untuk menjadi umat pilihan (ekklesia/Qahal), milik Tuhan sendiri (kuriakos) dan kemudian sebagai Imamat yang rajani.
  • Imamat, Sebagai Imam dalam keimamatannya, mereka bisa bercakap cakap dengan Allah, menyampaikan doa doa dan mengatur tata ibadah bagi Tuhan Allah. Sebagai umat Allah mereka Terbilang.
  • Bilangan, Mereka terbilang (tercatat) namanya dalam kitab kehidupan.
  • Ulangan, Mereka boleh mati, tapi bukan untuk selamanya, mereka akan bangkit kembali hidupnya terulang kembali dalam kehidupan yang kekal.
Banyak orang hanya mau hidup kekal saja tanpa melalui pertobatan, tidak mau keluar dari kehidupan dosa dosanya. jadi pada dasarnya mereka belum mau menanggapi panggilan "keluaran" dari Tuhan. Mereka masih hidup dalam perbudakan. Jadi kitab kitab Musa sebenarnya melambangkan perkembangan tingkatan rohani orang percaya.
Sudahkah saudara mengalami "keluaran" atau pembebasan dari Tuhan, mungkin saudara sudah menerima panggilan itu, tapi saudara belum menanggapinya secara sungguh sungguh, saudara masih belum mau melepaskan dosa dosa yang bercokol dalam hidup saudara.
Mengapa banyak doa doa tak mendapat tanggapan dari Allah, yang sering kita katakan "Allah tidak mendengarkan doa kita?" Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; tapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah kejahatanmu..." (yes 59: 1-2) itulah masalahnya mengapa doa doa kita tidak terjawab. Kita tidak bisa menjadi imam yang memperkenan hati Tuhan,karena kita belum keluar meninggalkan dosa dosa itu. Kita harus keluar meninggalkan dosa terlebih dahulu, baru bisa menjadi anggota imamat yang rajani, kita biasa bercakap cakap dengan Allah secara leluasa. Pada saat itu nama kita akan tercatat dalam kitap kahidupan, ya kita masuk dalam bilangan orang yang berhak menerima kehidupan yang kekal, karena kasih karunia Allah. Kita mati tapi akan bangkit lagi, dengan demikian hidup kita terulang kembali dalam lagit dan bumi yang baru yang Allah sediakan bagi kita.

Rabu, 24 November 2010

Kekuatiran

Bacaan: I Petrus 5:7

KUATIR! Siapa didunia ini manusia yang tidak pernah merasakan kekuatiran, kecemasan, kebimbangan, atau keragu raguan? penyakit kuatir itu ada pada manusia. Saya kira tidak seorang pun diantara kita yang belum pernah merasakan kuatir! 
Kuatir, cemas, bimbang dan ragu ragu itu masih bersaudara satu sama lain, sama saja!
Saya ingin mengatakan pada saudara bahwa ada satu pintu kecemasan dimana kita dapat menghilangkan kekuatiran, kecemasan, kebimbangan dan keragu raguan seperti dikatakan disini "serahkanlah segala kekuatiranmu".
Kata segala berarti tidak terkecuali, baik besar maupun yang kecil. Pintu kecemasan bagi kekuatiran kita ialah Yesus Kristus!. Kuatir adalah masalah yang paling Up to date, sebab kekuatiran itu ada pada setiap manusia.
Anehnya Firman Tuhan tentang kekuatiran itu ditulis oleh rasul petrus. Kalau kita melihat riwayat Petrus kita akan menjumpai bahwa ia adalah murid yang paling sering merasa kuatir. Barang kali kekuatiran Rasul ini lebih besar dari pada kita. Ketika ia ditanya oleh seorang perempuan saja ia telah menolak atau menyangkal Tuhan Yesus, tapi sebagai "Rasul kuatir" Petrus dapat menulis seperti ini! ia berkata dan menyaksikan "serahkanlah segala kekuatiranmu" mengapa? karena ada sesuatu yang terjadi pada diri Petrus, ada perubahan dalam hatinya.
Pada suatu ketika, Tuhan Yesus mengajak murid muridnya naik keatas gunung, Tuhan Yesus berpesan kepada mereka supaya masing masing membawa batu. Rasul Petrus bartanya "bukankah ada banyak batu digunung mengapa kita capai capai membawa batu dari sini?" karena berpikir seperti itu Petrus membawa batu kerikil saja, ia memasukan batu kecil itu kedalam jubahnya.
Rasul Andreas lain, ia membawa batu yang lumayan besarnya. Dalam perjalana naik kegunung Rasul Petrus mengekjek "kamu pakai otak dong, perintah Tuhan memang harus dijalankan tapi otakkan harus dipakai juga, buat apa membawa batu yang besar bawa batu yang kecilkan sama saja, yang pentingkan batu"
Ini penyakit Rasul Petrus!
Kita pun sebagai orang Kristen sering berbuat seperti itu, perintah Tuhan ya perintah Tuhan, tapi kita jaga harus menggunakan otakkan?
Apa yang terjadi ?
Setelah sampai digunug, Tuhan mengumpulkan murid miridNya dan memerintahkan kepada mereka agar memejamkan matanya, ia lalu bertanya "mana batunya". Rasul Petrus mengeluarkan batu itu dari jubahnya sambil mengomel dalam hati "untuk apasih membawa batu segala? bikin repot saja".
Ketika ia membuka matanya ditangannya ada sepotong roti yang kecil, sesuai dengan batu yang dibawanya. Rupanya pada waktu berdoa tadi Tuhan mengubah batu itu menjadi roti. Rasul Peturs menyesal karena ia tadi hanya membawa batu kerikil saja, coba kalau membawa batu sebesar milik Andreas, akhirnya ia meminta roti kepada Andreas karena roti miliknya tidak mengenyangkannya.
Suatu kali mereka pergi lagi keatas gunung, wah Petrus langsung berpikir lain. Kali ini ia membawa batu yang besar "kemarin aku dikecewakan karena aku hanya membawa batu kerikil, sekarang saya akan membawa batu yang besar".
Ketika ia melihat murid murid lain tidak membawa batu ia bertanya heran "Eh mengapa kamu tak membawa batu?"
"Habis tak ada perintah!"
"awas ya jangan minta roti kepadaku nanti!"
Ia membawa batu itu sampai bereringat, sampai diatas gunung ia menaruh batu itu dan merasa senang "wah sebebtar lagi saya akan mendapatkan roti yang sangat besar"
Benarkah?
Ternyata Tuhan tak berkata apa apa, Petrus mengira pasti hal itu akan dilakukan Tuhan selesai Khotbah.Tapi Tuhan terus bebicara kepada murid muridnya, sementara itu Petrus sengaja menggoyang goyangkan batu itu, takut kalau Tuhan lupa. Kita pun sering berbuat serupa, kita sering mendesak Tuhan agar permohonan kita segera dipenuhi. Dalam doa kita selalu menyodrkan permintaan kita agar Tuhan tidak lupa. Petrus menunggu terus tapi sampai Yesus selesai berbicara, batu ditangannya tetep batu tidak berobah menjadi roti.
Inilah pelajaran bagi Petrus, ia tidak menjalankan apa yang diperintahkan Tuhan, tetapi melakukan apa yang tidak diperintahkan Tuhan.
Sebenarnya ini pun pelajaran agi kita juga, bukankah kita rering seperti Petrus ini? Nah orang yang seperti inilah yang sering dipenuhi kekuatiranz. Tapi mengapa orang yang penuh kekuatiran seperti Petrus dapat menulis "serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya".
Inilah pekerjaan Roh Kudus Roh Kudus sudah bekerja dalam hatinya sehingga ia dapat bersaksi demikian.
Ada seorang gadis yang dipenuhi dengan kekuatiran, ia takut tidak dapat jodoh? karena itu ia mulai belajar luwes dalam pergaulan. Usahanya tidak sia sia akhirnya ia dapat jodoh juga. Setelah menikah satu tahun ia belum mendapat anak, dua tahun belumjuga mendapat anak, tiga tahun belum juga mendapat anak ia milai kuatir lagi, dan mulai bertanya tanya "jangan jangan suami saya akan menceraikan saya"
Ia mulai bergumul dalam doa lagi. Tuhan mengabulkan doanya, dia senang sekali setelah mendapat anak, tetapi pada waktu ia menyusui bayinya, ia merasa kuatir lagi kalu anaknya akan sakit karena tubuhnya yang masih lemah, dia berdoa lagi agar anaknya cepat besar dana tidak sakit sakitan. Doanya kembali dikabulkan Tuhan, tetapi pada waktu anaknya hendak mau masuk sekolah dia mulai kuatri lagi.
Sudah puaskah ibu itu?
Ternyata belum! setelah anaknya lulus ibu ini kuatir lagi apakah anaknya mendapat pekerjaan atau tidak. kekuatiran memang selalu hinggap terus menerus dlam kehidupan manusia.
seorang ibu yang suaminya berpenghasilan kecil kuatir akan kebutuhan keluarganya, dia berdoa supaya suaminya mendapat rejeki, tapi ketika suaminya diberkati Tuhan ia merasa kuatir lagi kalau uangnya dipakai suaminya untuk mencari istri muda terus begitu kuatir dan kuatir.
Kita kembali kepada ayat kunci tadi "serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya" kata Nya dalam ayat ini menggunakan huruf besar yang berarti kita harus menyerahkan kekuatiran kita kepada Tuhan, bukan kepada suami, bukan kepada orang tua, bukan kepada Manusia! Manusia mempunyai kekuatiran masing masing yang harus diselesaikannya sendiri. Tuhan akan mengatasi kekuatiran kita kalau kita benar benar mau menyerahkan kepadanya.Karena itu "serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya karena Dialah yang memelihara kamu".

Senin, 22 November 2010

Rumah Tangga Yang Harmonis II

zaman sekarang ini anak smp sudah bisa pacaran, cobalah saudara atau bapak ibu kalau mereka sedang pacaran initiplah kalau perlu direkam. nanti kan yang laki-laki berkata begini " kalau saya nanti jadi insinyur dan kamu jado dokter lalu kita punya anak dua, putra dan putri, wah kita senang sekali ya.....nanti kalau pergi kesekolah minggu saya yang mengantar. lalu kita beli rumah yang besar dan tinggal disitu dengan anak anak kita dan kita pun bahagia sekali". si putri tau tidak dia sedang di bohongi? sebenarnya tahu, tapi kok ya senang aja.
karena itu saya anjurkan bagi barang siapa saja yang baru pacaran agar menbawa buku catatan (notes) dan pena. setiap kali pacar anda berjanji catatlah itu, kalau ditnya apa yang dicatat? jawablah janjimu itu! mungkin dia penasaran dan bertanya lagi, kenapasih mesti dicatat? jawab saja saya mau membuktikan kebenrannya.
resep ini paling tidak mencegah dia berjanji berlebih-lebihan, supaya tidak mengumbar janji, begitulah!. dan lebih dari itu supya dia mau tak mau harus manepati janjinya. memang orang kalau lagi pacaran kerjanya gayal melulu. itulah bumbunya pacaran katanya... mengayal memang mengasikkan tapi akibatnya atau akhirnya bisa mengecewakan. sebab itu agak riillah kalau tak bisa reratus persen riil. pemudi-pemudi biasanya senang sekali kalau dijemput pacarnya dengan sepeda motor, apalagi sedan sekali pun hasil pinjaman. apalagi kalau sang pemuda mengaku sebagai anak direktur, atau jendral aduh senangnya setengah mati. segera sja si pemudi memploklamirkan kepada keluarganya bahwa pacarnya adalah anak seorng direktur PT anu, atau anak jendral anu atau sebagainya, tanpa diperiksa untuk membuktikan kebenarannya.rumahnya pun kadang belum tau samasekali dimana sama sekali.
setelah menikah baru ketahuan belangnya,dari keluarga apa dia berasal, bagaimana wataknya, dimana tanggung jawabnya, cinta dan janji-janji yang digembar-gemborkan dulu. setelah demikian yang ada tinggal kekecewaan dan kecewa. nasi telah menjadi bubur, cerai itu bukan jalan Tuhan!
memang biasanya laki laki itu tidak bertanggung jawab,itu memang dari sononya. waktu manusia jatuh kedalam dosa dan Tuhan bertanya kepada adam, kalau adam laki laki yang jantan atau bahasa dari sononya gentleman, mestinya dia berkata "ya Tuhan sayalah yang bertanggung jawab" tetapi adam tidak menjawab demikian ia mengelak diri dengan jawabannya " Tuh...perempuan yang Engkau tempatkan disisiku itulah yang membujuk aku untuk melanggar perintah mu". tidak ada pria yang bertanggung jawab kecuali Yesus Krirtus, ya hanya Dia saja.
karena hanya Yesus saja yang bisa bertanggung jawab maka setiap lelaki atau suami harus dibawa kepada Dia supaya bisa belajar bertanggung jawab. semua orang harus menerima Yesus Kristus didalam hatinya supaya dia bisa menjadi baik dan bertanggung jawab. karena didalam Dia kita diciptakan menjadi ciptaan baru.
dalam kej 2:18, menyaksikan tentang rencana awal Tuhan Allah dalam menciptakan wanita. Tuhan Allah berfirman "tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja, Aku akan menjadikan  penolong baginya yang sepadan dengan dia. sekali lagi bahwa sesungguhnya rencana Allah dalam menciptakan wanita itu adalah sebagai penolong yang sepadan untuk laki laki.dalam ibrani, bahasa asli alkitab perjanjian lama kata penolong adalah ezer.
sayang sekali sekarang ini banyak wanita yang tidak jadi ezer bagi suaminya tapi justru jadi herder, mengerikan. begitu suaminya pulang langsung ia bergaya sebagai anjing pelacak. suaminya dilacak, kantongnya digrayangi, pakaiannya diendus-endus kalau kalau bau parfum lain. ketika matanya menemukan setitik noda berwarna merah langsung dia menyalak dengan tuduhan yang macam macam padahal itu adalah bekas cipratan saus tomat. ribut terus mana mungkin ada kedamai didalam rumah tangga yang demikian! kalau mau melacak terlebih dahulu siapkan laboratorium supaya dapat membedakan mana yang saus tomat mana yang lipstick,jangan cepat bertengkar dulu atau berburuk sangka.
kenapa ini terjadi? karena satu dengan yang lain sudah tidak ada lagi kepercayaan. belajarlah untuk saling percaya! "kasih itu sabar...,tidak cemburu.....,percaya segala sesuatu." demikianlah kata firman Tuhan (I kor 13:4-7).
diatas segalanya ada satu perekat yang sangat kuat, yakni kasih. ya hanya kasih Allah yang mampu  menciptaka keluarga yang harmonis. dan kasih Allah itulah yang mendorong kita dan memampukan kita untuk melakukan segala sesuatu untuk menyukakan hati perasaan kita.



 

Rumah Tangga Yang Harmonis

Bacaan: Efesus 5:22-23

Zaman sekarang ini kalau kita berbicara tenteng "keluarga yang harmonis" hampir semua orang jadi pesimis. apa mungkin?" itulah pertanyaan yang mucul dibenak setiap orang. namun aneh semua orang mendambakannya, termasuk saya dan saudara semua.
lalu apa yang menjadi penyebab timbulnya rasa pesimis dari harapan ini? tak lain adalah karena adanya kenyataan dizaman nuklir ini, bahkan banyak keluarga yang berantakan. suami yeleweng, isteri serong dan anak anak pun jadi berandalan. keadaan sedemikiaan ini sudah tak asing lagi bagi kita, baik didaerah, apalagi dikota-kota besar. dan ini sangat memprihatinkan kita.
dalam keadaan yang sedemikiaan ini apakah kita orang kristen akan mengalami hal yang sama. haruskah kita membiarkan keluarga kita hancur berantakan, tanpa tau jalan keluarnya? kita pesimis? saudara ketahuilah kehendak Tuhan, Tuhan ingin semua anak-anaknya memiliki keluarga yang harmonis.
bersambung..........
surat rasul paulus kepada jemaat Tuhan di kota efesus (Ef 5:22-23) merupakan kunci untuk memasuki rumah tangga yang bahagia. dan kalau dalam ayat yang ke-32 dikatakan, "rahasia ini besar, tetapi yag aku maksud adalah hubungan kristus dengan jemaat" ini memang suatu rahasia. dalam hal ini pula paulus ingin mengatakan bahwa hubungan kita dengan kristus, akan tercermin pada keharmionisan keluarga kita.
hampir bisa dipastikan kalau hubungan dalam keluarga saudara tidak beres, tidak beres pula hubungan saudara dengan Tuhan. omong kosong dan munafik kalau kita katakan bahwa hubungan kita dengan Tuhan baik, bila rumah tangga kita berantakan. sebab itu firman Tuhan mengatakan bahwa ini adalah rahasia yang besar.
saudara memang takbisa bersifat minafik, kalu di gereja tampak rukun suami isteri, tetapi sampai dirumah tahu sendirilah......
suatu hari seorang pendeta berkunjung kerumah seorang jemaat, sampai didekat rumahnya pendeta itu berhenti melangkah karena mendengar suara yang menngejutkannya. ada suara lantang dari sang suami, "saya ceraikan kamu nanti...." dan tak kalah nyaringnya si isteri pun menngeluarkan tantangannya, "coba..coba...!! antarkan aku kerumah orang tuaku Ayo..!"
mendengar itu pak pendeta hampir saja pulang, bagaimana mungkin saya bertemu kalau tuan rumahnya sedang bertengkar? tetapi kemudian firman Tuhan menngingatkannya. "bukankah engkau pembawa damai? berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." ia tertegung sesaat,kemidian ia memberanikan diri mengetuk pintu. ketika piti dibuka muncullah sang suami dennnngan wajah yang masih cemberut. tetapi begitu melihat pak pendeta kontan sang suami mengobah topengnya. dengan tersenyum sang suami pun segera menyambut pak pendeta, "Oooo... pak pendet silakan masuk! Mari-mari pak".
ketika pendeta itu masuk dan duduk di ruang tamu, rumah itu hening sekali. kelihatan tenang dan harmonis, sampai-sampai pendeta sempat berpikir "apakah saya salah dengar? atau tadi hanya bunyi tape recorder?" kemidian sang suami pun denagn suara yang sembut sekali; mendayu-dayu memanggil isterinya " Ma...ini pak pendeta" dalam keadaan demikian pendet makin terbengong-bengong, apa telinga saya yang rusak dan perlu dibawa kedokter HTT, atau mungkin mereka sedang latihan derama untuk natal? tetapi akhirnya pendeta itu tahu, ketika isterinya keluar dan menyambut pak pendeta denagn ramah, "Oooo...pak pndeta! silahkan ngobrol dulu dengan suami saya!"  pendeta itu sempat memperhatikan matanya yang bengkak akibat menangis.
itulah kemunafikan manusia didepan orang lain,mereka berusaha menunjukan bahwa keluarga mereka tampak harmonis. hamba Tuhan bisa tertipu seperti pak pendeta tadi tapi Allah tak dapat saudara kelabui.saudara mungkin mengalami hal yang sama tentang keluarga,apakah saudara terus melanjutkan sandiwara saudara? mampukah saudara menipu hati nurani saudara, terlebih kepada Tuhan? taksedikit orang kristen bahkan yang sudah menjadi majelis, penatua,diaken dan pendeta yang mempunyai persoalan semacam ini.jadi sebenarnya saudara tak perlu merasa malu mengakuinya dan mencari pertolongan dari Tuhan.