Apakah Anda lapar? Bukan lapar secara fisik, tetapi apakah Anda lapar untuk hidup yang lebih baik? Apakah di dalam diri Anda ada sesuatu yang tidak pernah dipuaskan? Jika demikian, Yesus adalah jalannya. Yesus berkata, “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yohanes 6:35).
Apakah Anda kebingungan? Apakah Anda sepertinya tidak pernah menemukan dan mengerti jalan kehidupan? Apakah hidup Anda seperti dalam kegelapan dan Anda tidak bisa mencari cara untuk meneranginya? Jika demikian, Yesuslah jalannya. Yesus mengatakan,"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yohanes 8:12).
Apakah Anda merasa terkunci? Anda mencoba berbagai pintu, dan yang Anda temukan adalah kekosongan dan hal-hal yang tidak ada artinya? Apakah Anda mencari pintu masuk kepada hidup yang berkelimpahan? Kalau demikian, Yesuslah jalannya! Yesus berkata, “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” (Yohanes 10:9).
Apakah orang lain mengecewakan Anda? Apakah relasi Anda dengan orang lain dangkal dan kosong? Apakah Anda merasa bahwa orang lain selalu berusaha memanfaatkan Anda? Jika demikian, Yesuslah jalannya. Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; … Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” (Yohanes 10:11,14).
Apakah Anda memikirkan apa yang terjadi setelah Anda meninggal dunia? Apakah Anda capek dengan hal-hal yang pada akhirnya rusak dan hancur? Apakah Anda sering merenungkan apakah hidup ini ada artinya? Apakah Anda ingin hidup setelah mati? Jika demikian, Yesuslah jalannya! Yesus menyatakan, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25-26).
Apakah jalan itu? Apakah kebenaran itu? Apakah hidup? Yesus menjawab,"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
Kelaparan yang Anda rasakan adalah kelaparan rohani, dan hanya dapat dikenyangkan oleh Yesus. Yesus adalah Satu-satunya yang dapat menerangi kegelapan Anda. Yesus adalah Pintu kepada hidup yang berkelimpahan. Yesus adalah Sahabat dan Gembala yang Anda cari-cari. Yesus adalah Hidup – sekarang dan akan datang. Yesus adalah Jalan keselamatan!
Penyebab dari kelaparan Anda, penyebab dari kegelapan yang melingkupi hidup Anda, penyebab dari kegagalan Anda mendapatkan makna hidup, semua itu adalah karena Anda terpisah dari Tuhan. Alkitab memberitahukan bahwa kita semua telah berdosa dan karena itu kita terpisah dari Tuhan (Pengkhotbah 7:20; Roma 3:23). Kekosongan yang Anda rasakan dalam hati adalah karena Tuhan tidak ada dalam hidup Anda. Kita diciptakan untuk berhubungan dengan Allah. Karena dosa kita, kita tidak dapat memiliki hubungan itu. Yang lebih parah lagi, dosa akan menyebabkan kita terpisah dari Tuhan untuk kekekalan, dalam hidup ini dan sesudahnya (Roma 6:23; Yohanes 3:36).
Bagaimana masalah ini dapat diselesaikan? Yesuslah jalannya. Yesus memikul dosa-dosa kita (2 Korintus 5:21). Yesus mati menggantikan kita (Roma 5:8) menanggung hukuman yang sepantasnya kita tanggung. Tiga hari kemudian Yesus bangkit dari antara orang mati, membuktikan kemenanganNya atas dosa dan kematian (Roma 6:4-5). Mengapa Dia melakukannya? Yesus sendiri menjawab pertanyaan ini, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13). Yesus mati supaya kita bisa hidup. Jika kita beriman kepada Yesus, percaya kepada kematianNya sebagai pembayaran atas dosa-dosa kita, semua dosa kita diampuni dan dibersihkan. Kelaparan rohani kita akan dikenyangkan. Terang akan bernyala. Kita akan mendapatkan jalan kepada hidup yang berkelimpahan. Kita akan mengenal Sahabat sejati dan Gembala kita yang baik. Kita akan tahu bahwa kita akan memiliki hidup setelah meninggalkan dunia ini, hidup dalam kebangkitan bersama dengan Yesus di surga untuk selama-lamanya.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
Senin, 27 Desember 2010
Selasa, 21 Desember 2010
Hukum Rohani ada Empat
Hukum yang pertama dari Empat Hukum Rohani adalah “Tuhan mengasihi Anda dan memiliki rencana yang indah bagi hidup Anda.” Yohanes 3:16 memberitahu kita, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 10:10 memberi kita alasan kedatangan Yesus, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Apa yang menghalangi kita dari kasih Allah? Apa yang menghalangi kita dari hidup yang berkelimpahan?
Hukum yang kedua dari Empat Hukum Rohani adalah “Manusia telah dinodai oleh dosa dan karena itu terpisah dari Tuhan sehingga kita tidak dapat mengenal rencana Allah bagi hidup kita.” Roma 3:23 meneguhkan hal ini, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 6:23 memberitahu kita akibat dari dosa, “upah dosa ialah maut.” Tuhan menciptakan kita supaya kita bersekutu dengan Dia. Namun manusia membawa dosa ke dalam dunia dan karena itu terpisah dari Allah. Kita telah merusak hubungan yang Tuhan mau kita miliki. Apa solusinya?
Hukum ketiga dari Empat Hukum Rohani adalah “Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keluar dari dosa-dosa kita. Melalui Yesus Kristus dosa kita diampuni dan hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan kembali.” Roma 5:8 memberitahu kita, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” 1 Korintus 15:3-4 memberitahukan apa yang kita perlu tahu dan percaya supaya bisa diselamatkan, “bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci…” Dalam Yohanes 14:6, Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia adalah satu-satunya jalan keselamatan, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Bagaimana saya dapat menerima angerah keselamatan yang begitu indah ini?
Hukum keempat dari Empat Hukum Rohani adalah, “Kita harus beriman kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita agar dapat menerima anugerah keselamatan dan mengetahui rencana indah Tuhan bagi hidup kita.” Yohanes 1:12 memberikan gambaran sedemikian kepada kita, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Kisah Rasul 16:31 mengatakan dengan sangat jelas, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat!" Kita diselamatkan semata-mata karena anugerah, hanya melalui iman di dalam Yesus Kristus (Efesus 2:8-9).
Jikalau Anda mau percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda, ungkapkan kepada Tuhan kata-kata berikut ini. Sekedar mengucapkan kata-kata ini tidak akan menyelamatkan Anda, hanya percaya kepada Tuhan Yesus yang akan menyelamatkan Anda. Doa ini hanyalah sebuah cara sederhana untuk mengungkapkan iman Anda kepada Tuhan dan untuk bersyukur kepadaNya untuk keselamatan yang Dia telah sediakan. “Tuhan, saya tahu bahwa saya telah berdosa kepadaMu dan pantas untuk dihukum. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman saya sehingga melalui iman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya bertobat dari dosa-dosaku dan percaya kepadamu untuk diselamatkan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang ajaib, karunia hidup kekal! Amin!
Senin, 20 Desember 2010
Hukuman yang adil untuk dosa dan kekekalan neraka
Ini adalah masalah yang mengganggu banyak orang yang mempunyai pengertian yang tidak lengkap dalam tiga hal: natur Allah, natur manusia, natur dosa. Sebagai manusia yang jatuh, dan berdosa, natur Allah adalah suatu konsep yang sulit untuk dimengerti. Kita cenderung melihat Allah sebagai Allah yang baik, dan pemurah, yang memiliki kasih kepada kita melebihi dan melampaui semua atribut-Nya yang lain. Tentu Allah itu pengasih, baik, dan pemurah, tetapi yang terutama Dia adalah Allah yang suci dan adil. Dia begitu suci sehingga tidak dapat bertoleransi dengan dosa. Dia adalah Allah yang murka-Nya membakar orang-orang fasik dan yang tidak taat (Yesaya 5:25; Hosea 8:5; Zakharia 10:3). Dia bukan saja adalah Allah yang pengasih—Dia sendiri adalah kasih! Tetapi Alkitab juga memberitahu kita bahwa Dia membenci semua bentuk dosa (Amsal 6:16-19). Dan walaupun Dia adalah pemurah, kemurahan Allah ada batasnya. “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yesaya 55:6-7).
Umat manusia telah dirusak oleh dosa, dan dosa selalu secara langsung melawan Allah. Ketika Daud berdosa dengan melakukan perzinahan dengan Batsyeba dan membunuh Uria, dia memberi respon dengan doa yang menarik: “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, ...” (Mazmur 51:6). Karena Daud telah berdosa melawan Batsyeba dan Uria, bagaimana mungkin dia mengaku telah berdosa hanya kepada Allah? Daud mengerti bahwa semua dosa pada dasarnya adalah melawan Allah. Allah adalah Allah yang kekal dan tidak terbatas (Mazmur 90:2). Sebagai akibatnya, semua dosa patut menerima hukuman yang kekal. Karakter Allah yang suci, sempurna, dan tak terbatas telah dilanggar oleh dosa kita. Walaupun dalam pikiran kita yang terbatas, dosa kita terbatas dalam waktu tertentu, tetapi bagi Allah—yang adalah di luar waktu—dosa yang Dia benci itu berlangsung terus-menerus. Di hadapan-Nya dosa kita itu kekal dan harus dihukum secara kekal untuk memuaskan keadilan-Nya yang suci.
Tidak ada seorangpun yang lebih mengerti ini daripada orang yang ada di neraka. Satu contoh yang cocok adalah cerita tentang orang kaya dan Lazarus. Keduanya mati, dan orang kaya masuk ke neraka sementara Lazarus masuk ke sorga (Lukas 16). Tentu, orang kaya itu menyadari bahwa dosa-dosanya hanya dilakukan selama hidupnya. Tetapi, menarik sekali, ia tidak pernah berkata, “Bagaimana saya berakhir di sini?” Pertanyaan itu tidak pernah ditanyakan di neraka. Ia tidak berkata, “Apakah saya benar-benar layak menerima ini? Tidakkah ini sedikit ekstrim? Agak sedikit berlebihan?” Ia hanya meminta supaya seseorang pergi kepada saudara-saudaranya yang masih hidup dan memperingati mereka akan nasib mereka.
Seperti orang kaya itu, setiap orang berdosa yang di neraka memiliki kesadaran penuh bahwa mereka layak berada di sana. Setiap orang berdosa memiliki hati nurani yang mengerti dengan jelas, menyadari dengan penuh, dan peka, bahwa di dalam neraka, semua itu menyiksa dia.
Ini adalah pengalaman penyiksaan di neraka—seorang menyadari sepenuhnya akan dosanya dengan kesadaran yang menuduh dengan tidak berbelas kasihan, tanpa keringanan walaupun hanya sekejap saja. Perasaan bersalah karena dosa akan menghasilkan aib dan kebencian diri sendiri yang tiada henti-hentinya. Orang kaya itu tahu bahwa hukuman yang kekal untuk dosa selama hidupnya adalah adil dan pantas. Itulah sebabnya ia tidak pernah memprotes atau mempertanyakan keberadaannya di neraka.
Realita kutukan yang kekal, neraka yang kekal, dan hukuman yang kekal adalah menakutkan dan mengganggu. Tetapi ada baiknya kita takut. Sementara ini kelihatannya suram, ada kabar baik. Allah mengasihi kita (Yohanes 3:16) dan menginginkan kita diselamatkan dari neraka (2 Petrus 3:9). Tetapi karena Allah adalah juga adil dan benar, Dia tidak dapat membiarkan dosa kita tanpa dihukum. Seseorang harus membayar untuk itu. Di dalam kemurahan dan kasih-Nya yang besar, Allah menyediakan penebusan-Nya sendiri untuk dosa kita. Dia mengutus Anak-Nya Yesus Kristus untuk membayar hukuman dari dosa-dosa kita dengan mati di kayu salib bagi kita. Kematian Yesus adalah kematian tak terbatas karena Dia adalah Allah yang tak terbatas, membayar hutang dosa yang tidak terbatas, sehingga kita tidak perlu membayarnya di neraka untuk selama-lamanya (2 Korintus 5:21). Jika kita mengaku dosa kita dan menaruh iman kita di dalam Kristus, meminta pengampunan Allah berdasarkan pengorbanan Kristus, kita diselamatkan, diampuni, dibersihkan, dan dijanjikan suatu rumah yang kekal di sorga. Allah begitu mengasihi kita sehingga Dia menyediakan alat untuk keselamatan kita, tetapi jika kita menolak hadiah hidup kekal dari-Nya, kita akan menghadapi konsekuensi yang kekal dari keputusan itu.
Umat manusia telah dirusak oleh dosa, dan dosa selalu secara langsung melawan Allah. Ketika Daud berdosa dengan melakukan perzinahan dengan Batsyeba dan membunuh Uria, dia memberi respon dengan doa yang menarik: “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, ...” (Mazmur 51:6). Karena Daud telah berdosa melawan Batsyeba dan Uria, bagaimana mungkin dia mengaku telah berdosa hanya kepada Allah? Daud mengerti bahwa semua dosa pada dasarnya adalah melawan Allah. Allah adalah Allah yang kekal dan tidak terbatas (Mazmur 90:2). Sebagai akibatnya, semua dosa patut menerima hukuman yang kekal. Karakter Allah yang suci, sempurna, dan tak terbatas telah dilanggar oleh dosa kita. Walaupun dalam pikiran kita yang terbatas, dosa kita terbatas dalam waktu tertentu, tetapi bagi Allah—yang adalah di luar waktu—dosa yang Dia benci itu berlangsung terus-menerus. Di hadapan-Nya dosa kita itu kekal dan harus dihukum secara kekal untuk memuaskan keadilan-Nya yang suci.
Tidak ada seorangpun yang lebih mengerti ini daripada orang yang ada di neraka. Satu contoh yang cocok adalah cerita tentang orang kaya dan Lazarus. Keduanya mati, dan orang kaya masuk ke neraka sementara Lazarus masuk ke sorga (Lukas 16). Tentu, orang kaya itu menyadari bahwa dosa-dosanya hanya dilakukan selama hidupnya. Tetapi, menarik sekali, ia tidak pernah berkata, “Bagaimana saya berakhir di sini?” Pertanyaan itu tidak pernah ditanyakan di neraka. Ia tidak berkata, “Apakah saya benar-benar layak menerima ini? Tidakkah ini sedikit ekstrim? Agak sedikit berlebihan?” Ia hanya meminta supaya seseorang pergi kepada saudara-saudaranya yang masih hidup dan memperingati mereka akan nasib mereka.
Seperti orang kaya itu, setiap orang berdosa yang di neraka memiliki kesadaran penuh bahwa mereka layak berada di sana. Setiap orang berdosa memiliki hati nurani yang mengerti dengan jelas, menyadari dengan penuh, dan peka, bahwa di dalam neraka, semua itu menyiksa dia.
Ini adalah pengalaman penyiksaan di neraka—seorang menyadari sepenuhnya akan dosanya dengan kesadaran yang menuduh dengan tidak berbelas kasihan, tanpa keringanan walaupun hanya sekejap saja. Perasaan bersalah karena dosa akan menghasilkan aib dan kebencian diri sendiri yang tiada henti-hentinya. Orang kaya itu tahu bahwa hukuman yang kekal untuk dosa selama hidupnya adalah adil dan pantas. Itulah sebabnya ia tidak pernah memprotes atau mempertanyakan keberadaannya di neraka.
Realita kutukan yang kekal, neraka yang kekal, dan hukuman yang kekal adalah menakutkan dan mengganggu. Tetapi ada baiknya kita takut. Sementara ini kelihatannya suram, ada kabar baik. Allah mengasihi kita (Yohanes 3:16) dan menginginkan kita diselamatkan dari neraka (2 Petrus 3:9). Tetapi karena Allah adalah juga adil dan benar, Dia tidak dapat membiarkan dosa kita tanpa dihukum. Seseorang harus membayar untuk itu. Di dalam kemurahan dan kasih-Nya yang besar, Allah menyediakan penebusan-Nya sendiri untuk dosa kita. Dia mengutus Anak-Nya Yesus Kristus untuk membayar hukuman dari dosa-dosa kita dengan mati di kayu salib bagi kita. Kematian Yesus adalah kematian tak terbatas karena Dia adalah Allah yang tak terbatas, membayar hutang dosa yang tidak terbatas, sehingga kita tidak perlu membayarnya di neraka untuk selama-lamanya (2 Korintus 5:21). Jika kita mengaku dosa kita dan menaruh iman kita di dalam Kristus, meminta pengampunan Allah berdasarkan pengorbanan Kristus, kita diselamatkan, diampuni, dibersihkan, dan dijanjikan suatu rumah yang kekal di sorga. Allah begitu mengasihi kita sehingga Dia menyediakan alat untuk keselamatan kita, tetapi jika kita menolak hadiah hidup kekal dari-Nya, kita akan menghadapi konsekuensi yang kekal dari keputusan itu.
Kamis, 16 Desember 2010
Sorga
Sorga adalah tempat yang nyata yang digambarkan dalam Alkitab. Kata “sorga” ditemukan 276 kali di dalam Perjanjian Baru sendiri. Alkitab menunjuk kepada tiga sorga. Rasul Paulus “diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga,” tetapi dia dilarang untuk menyingkapkan apa yang dia alami di sana (2 Korintus 12:1-9).
Kalau ada sorga ketiga, maka pasti ada dua sorga yang lain. Yang pertama adalah yang paling sering disebut dalam Perjanjian Lama sebagai “langit” atau “cakrawala.” Ini adalah sorga yang terdiri dari awan-awan, tempat di mana burung-burung terbang. Sorga yang kedua adalah angkasa luar, yang adalah tempat bintang-bintang, planet-planet, dan benda-benda angkasa lainnya (Kejadian 1:14-18).
Sorga ketiga, tempat yang tidak disingkapkan, adalah tempat kediaman Allah. Yesus berjanji untuk menyediakan tempat bagi orang Kristen yang sejati di sorga (Yohanes 14:2). Sorga juga adalah tujuan orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama yang mati dan percaya akan janji Allah tentang Penebus (Efesus 4:8). Siapa saja yang percaya kepada Kristus tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Rasul Yohanes mendapat kehormatan untuk melihat dan melaporkan mengenai kota sorgawi (Wahyu 21:10-27). Yohanes menyaksikan bahwa sorga (bumi yang baru) penuh dengan “kemuliaan Allah” (Wahyu 21:11), kehadiran Allah. Karena sorga tidak ada malam dan Tuhan sendiri adalah terang, matahari dan bulan tidak lagi diperlukan (Wahyu 22:5).
Kota itu dipenuhi dengan kilauan batu yang berharga dan permata kristal yaspis. Sorga memiliki dua belas pintu gerbang (Wahyu 21:12) dan dua belas batu dasar (Wahyu 21:14). Firdaus Taman Eden akan dipulihkan: sungai air kehidupan mengalir keluar dengan bebas dan pohon kehidupan kembali tersedia, menghasilkan buah tiap bulan sekali dengan daun-daun yang “menyembuhkan bangsa-bangsa” (Wahyu 22:1-2). Bagaimanapun indahnya Yohanes dalam penggambarannya tentang sorga, realita sorga adalah melampaui kemampuan manusia yang terbatas untuk melukiskannya (1 Korintus 2:9).
Sorga adalah tempat “tidak lagi.” Tidak akan ada lagi air mata, tidak ada lagi kesakitan, dan tidak ada lagi penderitaan (Wahyu 21:4). Tidak akan ada lagi pemisahan, karena kematian akan ditaklukkan (Wahyu 20:6). Hal yang terbaik mengenai sorga adalah kehadiran Tuhan dan Juruselamat kita (1Yohanes 3:2). Kita akan berhadapan muka dengan muka dengan Domba Allah yang mengasihi kita dan telah mengorbankan Diri-Nya sendiri supaya kita dapat menikmati kehadiran-Nya dalam sorga untuk selama-lamanya.
Kalau ada sorga ketiga, maka pasti ada dua sorga yang lain. Yang pertama adalah yang paling sering disebut dalam Perjanjian Lama sebagai “langit” atau “cakrawala.” Ini adalah sorga yang terdiri dari awan-awan, tempat di mana burung-burung terbang. Sorga yang kedua adalah angkasa luar, yang adalah tempat bintang-bintang, planet-planet, dan benda-benda angkasa lainnya (Kejadian 1:14-18).
Sorga ketiga, tempat yang tidak disingkapkan, adalah tempat kediaman Allah. Yesus berjanji untuk menyediakan tempat bagi orang Kristen yang sejati di sorga (Yohanes 14:2). Sorga juga adalah tujuan orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama yang mati dan percaya akan janji Allah tentang Penebus (Efesus 4:8). Siapa saja yang percaya kepada Kristus tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Rasul Yohanes mendapat kehormatan untuk melihat dan melaporkan mengenai kota sorgawi (Wahyu 21:10-27). Yohanes menyaksikan bahwa sorga (bumi yang baru) penuh dengan “kemuliaan Allah” (Wahyu 21:11), kehadiran Allah. Karena sorga tidak ada malam dan Tuhan sendiri adalah terang, matahari dan bulan tidak lagi diperlukan (Wahyu 22:5).
Kota itu dipenuhi dengan kilauan batu yang berharga dan permata kristal yaspis. Sorga memiliki dua belas pintu gerbang (Wahyu 21:12) dan dua belas batu dasar (Wahyu 21:14). Firdaus Taman Eden akan dipulihkan: sungai air kehidupan mengalir keluar dengan bebas dan pohon kehidupan kembali tersedia, menghasilkan buah tiap bulan sekali dengan daun-daun yang “menyembuhkan bangsa-bangsa” (Wahyu 22:1-2). Bagaimanapun indahnya Yohanes dalam penggambarannya tentang sorga, realita sorga adalah melampaui kemampuan manusia yang terbatas untuk melukiskannya (1 Korintus 2:9).
Sorga adalah tempat “tidak lagi.” Tidak akan ada lagi air mata, tidak ada lagi kesakitan, dan tidak ada lagi penderitaan (Wahyu 21:4). Tidak akan ada lagi pemisahan, karena kematian akan ditaklukkan (Wahyu 20:6). Hal yang terbaik mengenai sorga adalah kehadiran Tuhan dan Juruselamat kita (1Yohanes 3:2). Kita akan berhadapan muka dengan muka dengan Domba Allah yang mengasihi kita dan telah mengorbankan Diri-Nya sendiri supaya kita dapat menikmati kehadiran-Nya dalam sorga untuk selama-lamanya.
Benar dihadapan Tuhan
Agar dapat menjadi “benar” dengan Tuhan, pertama-tama kita perlu tahu apa yang “salah.” jawabannya: dosa. “Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” (Mazmur 14:3). Kita telah memberontak melawan hukum-hukum Tuhan, kita “sekalian sesat seperti domba” (Yesaya 53:6).
Kabar buruknya adalah bahwa hukuman dosa adalah kematian. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.” (Yehezkiel 18:4) Kabar baiknya adalah Allah yang Pengasih telah mencari kita untuk memberi kita keselamatan. Yesus mengumumkan bahwa maksud kedatanganNya adalah untuk “mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10), dan Dia mengumumkan bahwa rencanaNya sudah dipenuhi ketika Dia mati di atas salib dan mengatakan, "Sudah selesai!" (Yohanes 19:30).
Memiliki hubungan yang benar dengan Allah dimulai dengan mengakui dosa Anda. Langkah berikutnya adalah dengan rendah hati mengaku dosa kepada Tuhan (Yesaya 57:15) dan ketekadan untuk meninggalkan dosa. “Dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10).
Penyesalan semacam ini harus dibarengi dengan iman. Khususnya iman kepada kematian dan kebangkitan Yesus yang memungkinkan Dia menjadi Juruselamat Anda. “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9). Masih banyak lagi ayat-ayat lain yang berbicara mengenai pentingnya iman, seperti misalnya Yohanes 20:27, Kisah Rasul 16:31, Galatia 2:16, 3:11, 26 dan Efesus 2:8.
Menjadi benar dengan Tuhan adalah berhubungan dengan respon Anda terhadap apa yang Tuhan telah lakukan atas nama Anda. Dia mengirimkan Juruselamat, Dia menyediakan korban yang menghapus dosa-dosa Anda (Yohanes 1:29), dan Dia menawarkan janji ini, “Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” (Kisah 2:21).
Ilustrasi yang indah mengenai penyesalan dan pengampunan ditemukan dalam perumpamaan Anak yang Hilang (Lukas 15:11-32). Anak yang bungsu menghambur-hamburkan pemberian ayahnya dalam dosa yang memalukan (ayat 13). Ketika dia mengakui kesalahannya, dia memutuskan untuk kembali ke rumah (ayat 18). Dia menganggap bahwa dia tidak akan dianggap sebagai anak lagi *ayat 19), tapi dia salah. Sang ayah tetap mengasihi sang pemberontak yang pulang ke rumah itu dengan kasih yang tidak berubah (ayat 20). Segala kesalahannya diampuni dan pesta diadakan (ayat 24).
Allah setia dalam memelihara janji-janjinya, termasuk janji untuk mengampuni. “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” (Mazmur 34:19).
Jikalau Anda ingin menjadi benar dengan Tuhan, berikut ini adalah sebuah contoh doa. Ingat, sekedar mengucapkan doa ini atau doa-doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya percaya kepada Yesus yang akan menyelamatkan Anda dari dosa. Doa ini adalah sebuah cara untuk mengungkapkan kepada Tuhan bahwa Anda beriman kepadaNya dan untuk berterima kasih kepadaNya untuk keselamatan yang Dia sediakan bagi Anda. “Tuhan, saya tahu bahwa saya telah berdosa kepadaMu dan pantas untuk dihukum. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman yang seharusnya saya tanggung sehingga dengan beriman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya berbalik dari dosa-dosaku dan percaya kepadaMu untuk diselamatkan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang indah, yaitu karunia hidup kekal! Amin!"
Kabar buruknya adalah bahwa hukuman dosa adalah kematian. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.” (Yehezkiel 18:4) Kabar baiknya adalah Allah yang Pengasih telah mencari kita untuk memberi kita keselamatan. Yesus mengumumkan bahwa maksud kedatanganNya adalah untuk “mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10), dan Dia mengumumkan bahwa rencanaNya sudah dipenuhi ketika Dia mati di atas salib dan mengatakan, "Sudah selesai!" (Yohanes 19:30).
Memiliki hubungan yang benar dengan Allah dimulai dengan mengakui dosa Anda. Langkah berikutnya adalah dengan rendah hati mengaku dosa kepada Tuhan (Yesaya 57:15) dan ketekadan untuk meninggalkan dosa. “Dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10).
Penyesalan semacam ini harus dibarengi dengan iman. Khususnya iman kepada kematian dan kebangkitan Yesus yang memungkinkan Dia menjadi Juruselamat Anda. “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9). Masih banyak lagi ayat-ayat lain yang berbicara mengenai pentingnya iman, seperti misalnya Yohanes 20:27, Kisah Rasul 16:31, Galatia 2:16, 3:11, 26 dan Efesus 2:8.
Menjadi benar dengan Tuhan adalah berhubungan dengan respon Anda terhadap apa yang Tuhan telah lakukan atas nama Anda. Dia mengirimkan Juruselamat, Dia menyediakan korban yang menghapus dosa-dosa Anda (Yohanes 1:29), dan Dia menawarkan janji ini, “Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” (Kisah 2:21).
Ilustrasi yang indah mengenai penyesalan dan pengampunan ditemukan dalam perumpamaan Anak yang Hilang (Lukas 15:11-32). Anak yang bungsu menghambur-hamburkan pemberian ayahnya dalam dosa yang memalukan (ayat 13). Ketika dia mengakui kesalahannya, dia memutuskan untuk kembali ke rumah (ayat 18). Dia menganggap bahwa dia tidak akan dianggap sebagai anak lagi *ayat 19), tapi dia salah. Sang ayah tetap mengasihi sang pemberontak yang pulang ke rumah itu dengan kasih yang tidak berubah (ayat 20). Segala kesalahannya diampuni dan pesta diadakan (ayat 24).
Allah setia dalam memelihara janji-janjinya, termasuk janji untuk mengampuni. “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” (Mazmur 34:19).
Jikalau Anda ingin menjadi benar dengan Tuhan, berikut ini adalah sebuah contoh doa. Ingat, sekedar mengucapkan doa ini atau doa-doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya percaya kepada Yesus yang akan menyelamatkan Anda dari dosa. Doa ini adalah sebuah cara untuk mengungkapkan kepada Tuhan bahwa Anda beriman kepadaNya dan untuk berterima kasih kepadaNya untuk keselamatan yang Dia sediakan bagi Anda. “Tuhan, saya tahu bahwa saya telah berdosa kepadaMu dan pantas untuk dihukum. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman yang seharusnya saya tanggung sehingga dengan beriman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya berbalik dari dosa-dosaku dan percaya kepadaMu untuk diselamatkan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang indah, yaitu karunia hidup kekal! Amin!"
Talenta dan Karunia Roh
Ada persamaan dan perbedaan antara talenta dan karunia roh. Keduanya adalah pemberian Allah. Keduanya menjadi makin efektif ketika makin sering digunakan. Keduanya digunakan untuk kepentingan orang lain, bukan untuk tujuan pribadi. 1 Korintus 12:7 menjelaskan bahwa karunia roh diberikan untuk kepentingan orang lain … bukan untuk diri sendiri. Karena kedua perintah agung berhubungan dengan mengasihi Allah dan sesama, maka jelaslah bahwa seseorang haruslah menggunakan talentanya untuk tujuan tsb. Namun talenta dan karunia roh berbeda dalam hal kepada siapa itu diberikan dan kapan diberikan. Seseorang (tanpa memandang kepercayaannya kepada Allah atau Kristus) diberikan bakat alamiah sebagai hasil kombinasi genetik (sebagian orang memiliki bakat alamiah dalam bidang musik, kesenian, atau matematika) dan lingkungan (bertumbuh dalam keluarga yang menggemari musik akan membantu seseorang mengembangkan talenta musik), atau karena Allah berkehendak menganugrahkan orang-orang tertentu dengan talenta tertentu (misalnya Bezaleel dalam Keluaran 31:1-6). Karunia Roh diberikan oleh Roh Kudus kepada orang-orang percaya (Roma 12:3, 6) pada saat mereka menaruh iman mereka kepada Kristus untuk mendapatkan pengampunan dosa. Pada waktu itu Roh Kudus memberi orang percaya karunia rohani yang Dia ingin orang percaya tsb. miliki (1 Korintus 12:11). Ada tiga kategori utama untuk karunia rohani…
Roma 12:3-8 mencantumkan karunia rohani berikut ini: nubuat, melayani (dalam pengertian umum), mengajar, menasihati, membagi-bagikan sesuatu, memimpin, dan menunjukkan kemurahan. 1 Korintus 12:8-11 mencantumkan karunia roh sbb: kata-kata hikmat (kemampuan untuk mengkomunikasikan hikmat rohani), berkata-kata dengan pengetahuan (kemampuan untuk mengkomunikasikan kebenaran praktis), iman (bersandar kepada Allah secara luar biasa), melakukan mujizat, nubuat, membedakan bermacam-macam roh, berbahasa roh (kemampuan untuk berbicara dalam bahasa yang belum pernah dipelajari), dan menafsirkan bahasa roh. Daftar yang ketiga terdapat dalam Efesus 4:10-12 yang berbicara mengenai Allah memberikan gerejaNya para rasul, nabi, pekabar Injil, dan gembala-pengajar. Ada pertanyaan mengenai sebetulnya ada berapa banyak karunia roh karena tidak ada daftar yang sama. Ada juga kemungkinan bahwa daftar dalam Alkitab bukanlah daftar yang lengkap, bahwa masih ada karunia roh lainnya yang tidak dicantumkan oleh Alkitab.
Walaupun seseorang sering dapat mengembangkan talentanya dan kemudian mengarahkan profesi atau hobinya seturut dengan talenta tsb., karunia roh diberikan oleh Roh Kudus untuk membangun gereja Kristus. Dalam hal ini semua orang Kristen memiliki peranan aktif dalam perluasan injil Kristus. Semua dipanggil dan diperlengkapi untuk ambil bagian dalam “pekerjaan pelayanan” (Efesus 4:12). Semua diberikan karunia sehingga mereka dapat mendukung pekerjaan Kristus karena rasa syukur untuk apa yang telah dilakukanNya bagi mereka. Dengan berlaku demikian, mereka juga mendapatkan kepuasan hidup melalui jerih payah mereka bagi Kristus. Adalah tugas dari para pemimpin gereja untuk menolong membangun para orang kudus sehingga mereka dapat diperlengkapi lebih lanjut untuk pelayanan yang sesuai dengan panggilan Allah kepada mereka. Hasil yang dikehendaki oleh karunia roh adalah gereja sebagai kesatuan dapat bertumbuh, diperkuat oleh kombinasi dari setiap anggota tubuh.
Untuk menyimpulkan perbedaan antara karunia roh dan talenta: (1) Talenta adalah hasil dari genetik dan/atau latihan, sedangkan karunia roh adalah hasil dari kuasa Roh Kudus. (2) Talenta dapat dimiliki oleh siapa saja, Kristen atau bukan Kristen, sedangkan karunia roh hanya dimiliki oleh orang-orang Kristen. (3) Walaupun talenta dan karunia roh seharusnya digunakan bagi kemuliaan Kristus dan untuk melayani orang lain, karunia roh berfokus pada karya ini sementara talenta bisa saja digunakan untuk sesuatu yang sama sekali tanpa tujuan rohani.
Roma 12:3-8 mencantumkan karunia rohani berikut ini: nubuat, melayani (dalam pengertian umum), mengajar, menasihati, membagi-bagikan sesuatu, memimpin, dan menunjukkan kemurahan. 1 Korintus 12:8-11 mencantumkan karunia roh sbb: kata-kata hikmat (kemampuan untuk mengkomunikasikan hikmat rohani), berkata-kata dengan pengetahuan (kemampuan untuk mengkomunikasikan kebenaran praktis), iman (bersandar kepada Allah secara luar biasa), melakukan mujizat, nubuat, membedakan bermacam-macam roh, berbahasa roh (kemampuan untuk berbicara dalam bahasa yang belum pernah dipelajari), dan menafsirkan bahasa roh. Daftar yang ketiga terdapat dalam Efesus 4:10-12 yang berbicara mengenai Allah memberikan gerejaNya para rasul, nabi, pekabar Injil, dan gembala-pengajar. Ada pertanyaan mengenai sebetulnya ada berapa banyak karunia roh karena tidak ada daftar yang sama. Ada juga kemungkinan bahwa daftar dalam Alkitab bukanlah daftar yang lengkap, bahwa masih ada karunia roh lainnya yang tidak dicantumkan oleh Alkitab.
Walaupun seseorang sering dapat mengembangkan talentanya dan kemudian mengarahkan profesi atau hobinya seturut dengan talenta tsb., karunia roh diberikan oleh Roh Kudus untuk membangun gereja Kristus. Dalam hal ini semua orang Kristen memiliki peranan aktif dalam perluasan injil Kristus. Semua dipanggil dan diperlengkapi untuk ambil bagian dalam “pekerjaan pelayanan” (Efesus 4:12). Semua diberikan karunia sehingga mereka dapat mendukung pekerjaan Kristus karena rasa syukur untuk apa yang telah dilakukanNya bagi mereka. Dengan berlaku demikian, mereka juga mendapatkan kepuasan hidup melalui jerih payah mereka bagi Kristus. Adalah tugas dari para pemimpin gereja untuk menolong membangun para orang kudus sehingga mereka dapat diperlengkapi lebih lanjut untuk pelayanan yang sesuai dengan panggilan Allah kepada mereka. Hasil yang dikehendaki oleh karunia roh adalah gereja sebagai kesatuan dapat bertumbuh, diperkuat oleh kombinasi dari setiap anggota tubuh.
Untuk menyimpulkan perbedaan antara karunia roh dan talenta: (1) Talenta adalah hasil dari genetik dan/atau latihan, sedangkan karunia roh adalah hasil dari kuasa Roh Kudus. (2) Talenta dapat dimiliki oleh siapa saja, Kristen atau bukan Kristen, sedangkan karunia roh hanya dimiliki oleh orang-orang Kristen. (3) Walaupun talenta dan karunia roh seharusnya digunakan bagi kemuliaan Kristus dan untuk melayani orang lain, karunia roh berfokus pada karya ini sementara talenta bisa saja digunakan untuk sesuatu yang sama sekali tanpa tujuan rohani.
Langganan:
Postingan (Atom)