Kamis, 16 Desember 2010

Benar dihadapan Tuhan

Agar dapat menjadi “benar” dengan Tuhan, pertama-tama kita perlu tahu apa yang “salah.” jawabannya: dosa. “Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” (Mazmur 14:3). Kita telah memberontak melawan hukum-hukum Tuhan, kita “sekalian sesat seperti domba” (Yesaya 53:6).

Kabar buruknya adalah bahwa hukuman dosa adalah kematian. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.” (Yehezkiel 18:4) Kabar baiknya adalah Allah yang Pengasih telah mencari kita untuk memberi kita keselamatan. Yesus mengumumkan bahwa maksud kedatanganNya adalah untuk “mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10), dan Dia mengumumkan bahwa rencanaNya sudah dipenuhi ketika Dia mati di atas salib dan mengatakan, "Sudah selesai!" (Yohanes 19:30).

Memiliki hubungan yang benar dengan Allah dimulai dengan mengakui dosa Anda. Langkah berikutnya adalah dengan rendah hati mengaku dosa kepada Tuhan (Yesaya 57:15) dan ketekadan untuk meninggalkan dosa. “Dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10).

Penyesalan semacam ini harus dibarengi dengan iman. Khususnya iman kepada kematian dan kebangkitan Yesus yang memungkinkan Dia menjadi Juruselamat Anda. “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9). Masih banyak lagi ayat-ayat lain yang berbicara mengenai pentingnya iman, seperti misalnya Yohanes 20:27, Kisah Rasul 16:31, Galatia 2:16, 3:11, 26 dan Efesus 2:8.

Menjadi benar dengan Tuhan adalah berhubungan dengan respon Anda terhadap apa yang Tuhan telah lakukan atas nama Anda. Dia mengirimkan Juruselamat, Dia menyediakan korban yang menghapus dosa-dosa Anda (Yohanes 1:29), dan Dia menawarkan janji ini, “Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” (Kisah 2:21).

Ilustrasi yang indah mengenai penyesalan dan pengampunan ditemukan dalam perumpamaan Anak yang Hilang (Lukas 15:11-32). Anak yang bungsu menghambur-hamburkan pemberian ayahnya dalam dosa yang memalukan (ayat 13). Ketika dia mengakui kesalahannya, dia memutuskan untuk kembali ke rumah (ayat 18). Dia menganggap bahwa dia tidak akan dianggap sebagai anak lagi *ayat 19), tapi dia salah. Sang ayah tetap mengasihi sang pemberontak yang pulang ke rumah itu dengan kasih yang tidak berubah (ayat 20). Segala kesalahannya diampuni dan pesta diadakan (ayat 24).

Allah setia dalam memelihara janji-janjinya, termasuk janji untuk mengampuni. “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” (Mazmur 34:19).

Jikalau Anda ingin menjadi benar dengan Tuhan, berikut ini adalah sebuah contoh doa. Ingat, sekedar mengucapkan doa ini atau doa-doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya percaya kepada Yesus yang akan menyelamatkan Anda dari dosa. Doa ini adalah sebuah cara untuk mengungkapkan kepada Tuhan bahwa Anda beriman kepadaNya dan untuk berterima kasih kepadaNya untuk keselamatan yang Dia sediakan bagi Anda. “Tuhan, saya tahu bahwa saya telah berdosa kepadaMu dan pantas untuk dihukum. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman yang seharusnya saya tanggung sehingga dengan beriman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya berbalik dari dosa-dosaku dan percaya kepadaMu untuk diselamatkan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang indah, yaitu karunia hidup kekal! Amin!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a