Selasa, 30 November 2010

Terang

Hidup di dunia emang seperti suatu perjalanan, mulus tidaknya perjalanan itu tergantung kita. Dan sulitnya jalan yang mulus belum tentu menuju ke jalan yang kita inginkan, sebaliknya jalan yang jelek pun tidak menjamin tercapainya tujuan kita. Rumit bukan? Apalagi kalau kita hidup berdasarkan prinsip "vivere pericoloso" (baca : berani menyerempet bahaya). Kita memang seperti masuk piramid yang mempunyai lorong berpintu dengan ukuran dan bentuk yang sama persis satu sama lain. Jika kita lengah dan tidak bisa mengenali situasi di sekitar kita, kita akan tersesat, bahkan kalau terlalu jauh dan dalam kita terkubur dalam lumpur dosa kita sulit untuk kembali, kematianlah yang menanti kita. Tetapi Tuhan telah menyodorkan anakNya yang tunggal untuk menjadi guide kita, memberikan tali FirmanNya untuk menuntun kita keluar dari piramid dosa dan mengaruniakan mahkota kehidupan bagi kita yang berhasil mengikuti lorongNya. Tapi kadang kita sulit untuk keluar dari piramid dosa itu, mengapa? Ikutilah ilustrasi dibawah ini.

Ada seorang yang kehilangan uang emasnya dikamarnya yang gelap. Anehnya, ia tidak mencari uang itu dikamarnya melainkan ditepi jalan raya yang terang. Merasa aneh, temannya bertanya :
" Apasih yang sedang kau cari disini?"
" Uang emasku", jawabnya sambil tetap mencari.
" Jatuhnya dimana?"
" Dikamarku"
" Loh, kok kamu cari disini?"
" Disini 'kan terang. Kamarku gelap"
Nah banyak orang yang seperti itu, dia ingin mencari nilai nilai kehidupan, tetapi ia tidak mau memasukkan terang kedalam kamar hatinya. Terang itu telah datang, sekarang tergantung kita. menolakNya dengan konsikuensi kita tetap gelap, atau menerimaNya dan menjadikan hidup kita bersinar bagi sesama. Mana yang anda pilih?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a