Zaman sekarang ini kalau kita berbicara tenteng "keluarga yang harmonis" hampir semua orang jadi pesimis. apa mungkin?" itulah pertanyaan yang mucul dibenak setiap orang. namun aneh semua orang mendambakannya, termasuk saya dan saudara semua.
lalu apa yang menjadi penyebab timbulnya rasa pesimis dari harapan ini? tak lain adalah karena adanya kenyataan dizaman nuklir ini, bahkan banyak keluarga yang berantakan. suami yeleweng, isteri serong dan anak anak pun jadi berandalan. keadaan sedemikiaan ini sudah tak asing lagi bagi kita, baik didaerah, apalagi dikota-kota besar. dan ini sangat memprihatinkan kita.
dalam keadaan yang sedemikiaan ini apakah kita orang kristen akan mengalami hal yang sama. haruskah kita membiarkan keluarga kita hancur berantakan, tanpa tau jalan keluarnya? kita pesimis? saudara ketahuilah kehendak Tuhan, Tuhan ingin semua anak-anaknya memiliki keluarga yang harmonis.
bersambung..........
surat rasul paulus kepada jemaat Tuhan di kota efesus (Ef 5:22-23) merupakan kunci untuk memasuki rumah tangga yang bahagia. dan kalau dalam ayat yang ke-32 dikatakan, "rahasia ini besar, tetapi yag aku maksud adalah hubungan kristus dengan jemaat" ini memang suatu rahasia. dalam hal ini pula paulus ingin mengatakan bahwa hubungan kita dengan kristus, akan tercermin pada keharmionisan keluarga kita.
hampir bisa dipastikan kalau hubungan dalam keluarga saudara tidak beres, tidak beres pula hubungan saudara dengan Tuhan. omong kosong dan munafik kalau kita katakan bahwa hubungan kita dengan Tuhan baik, bila rumah tangga kita berantakan. sebab itu firman Tuhan mengatakan bahwa ini adalah rahasia yang besar.
saudara memang takbisa bersifat minafik, kalu di gereja tampak rukun suami isteri, tetapi sampai dirumah tahu sendirilah......
suatu hari seorang pendeta berkunjung kerumah seorang jemaat, sampai didekat rumahnya pendeta itu berhenti melangkah karena mendengar suara yang menngejutkannya. ada suara lantang dari sang suami, "saya ceraikan kamu nanti...." dan tak kalah nyaringnya si isteri pun menngeluarkan tantangannya, "coba..coba...!! antarkan aku kerumah orang tuaku Ayo..!"
mendengar itu pak pendeta hampir saja pulang, bagaimana mungkin saya bertemu kalau tuan rumahnya sedang bertengkar? tetapi kemudian firman Tuhan menngingatkannya. "bukankah engkau pembawa damai? berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." ia tertegung sesaat,kemidian ia memberanikan diri mengetuk pintu. ketika piti dibuka muncullah sang suami dennnngan wajah yang masih cemberut. tetapi begitu melihat pak pendeta kontan sang suami mengobah topengnya. dengan tersenyum sang suami pun segera menyambut pak pendeta, "Oooo... pak pendet silakan masuk! Mari-mari pak".
ketika pendeta itu masuk dan duduk di ruang tamu, rumah itu hening sekali. kelihatan tenang dan harmonis, sampai-sampai pendeta sempat berpikir "apakah saya salah dengar? atau tadi hanya bunyi tape recorder?" kemidian sang suami pun denagn suara yang sembut sekali; mendayu-dayu memanggil isterinya " Ma...ini pak pendeta" dalam keadaan demikian pendet makin terbengong-bengong, apa telinga saya yang rusak dan perlu dibawa kedokter HTT, atau mungkin mereka sedang latihan derama untuk natal? tetapi akhirnya pendeta itu tahu, ketika isterinya keluar dan menyambut pak pendeta denagn ramah, "Oooo...pak pndeta! silahkan ngobrol dulu dengan suami saya!" pendeta itu sempat memperhatikan matanya yang bengkak akibat menangis.
itulah kemunafikan manusia didepan orang lain,mereka berusaha menunjukan bahwa keluarga mereka tampak harmonis. hamba Tuhan bisa tertipu seperti pak pendeta tadi tapi Allah tak dapat saudara kelabui.saudara mungkin mengalami hal yang sama tentang keluarga,apakah saudara terus melanjutkan sandiwara saudara? mampukah saudara menipu hati nurani saudara, terlebih kepada Tuhan? taksedikit orang kristen bahkan yang sudah menjadi majelis, penatua,diaken dan pendeta yang mempunyai persoalan semacam ini.jadi sebenarnya saudara tak perlu merasa malu mengakuinya dan mencari pertolongan dari Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
a