Rabu, 24 November 2010

Kekuatiran

Bacaan: I Petrus 5:7

KUATIR! Siapa didunia ini manusia yang tidak pernah merasakan kekuatiran, kecemasan, kebimbangan, atau keragu raguan? penyakit kuatir itu ada pada manusia. Saya kira tidak seorang pun diantara kita yang belum pernah merasakan kuatir! 
Kuatir, cemas, bimbang dan ragu ragu itu masih bersaudara satu sama lain, sama saja!
Saya ingin mengatakan pada saudara bahwa ada satu pintu kecemasan dimana kita dapat menghilangkan kekuatiran, kecemasan, kebimbangan dan keragu raguan seperti dikatakan disini "serahkanlah segala kekuatiranmu".
Kata segala berarti tidak terkecuali, baik besar maupun yang kecil. Pintu kecemasan bagi kekuatiran kita ialah Yesus Kristus!. Kuatir adalah masalah yang paling Up to date, sebab kekuatiran itu ada pada setiap manusia.
Anehnya Firman Tuhan tentang kekuatiran itu ditulis oleh rasul petrus. Kalau kita melihat riwayat Petrus kita akan menjumpai bahwa ia adalah murid yang paling sering merasa kuatir. Barang kali kekuatiran Rasul ini lebih besar dari pada kita. Ketika ia ditanya oleh seorang perempuan saja ia telah menolak atau menyangkal Tuhan Yesus, tapi sebagai "Rasul kuatir" Petrus dapat menulis seperti ini! ia berkata dan menyaksikan "serahkanlah segala kekuatiranmu" mengapa? karena ada sesuatu yang terjadi pada diri Petrus, ada perubahan dalam hatinya.
Pada suatu ketika, Tuhan Yesus mengajak murid muridnya naik keatas gunung, Tuhan Yesus berpesan kepada mereka supaya masing masing membawa batu. Rasul Petrus bartanya "bukankah ada banyak batu digunung mengapa kita capai capai membawa batu dari sini?" karena berpikir seperti itu Petrus membawa batu kerikil saja, ia memasukan batu kecil itu kedalam jubahnya.
Rasul Andreas lain, ia membawa batu yang lumayan besarnya. Dalam perjalana naik kegunung Rasul Petrus mengekjek "kamu pakai otak dong, perintah Tuhan memang harus dijalankan tapi otakkan harus dipakai juga, buat apa membawa batu yang besar bawa batu yang kecilkan sama saja, yang pentingkan batu"
Ini penyakit Rasul Petrus!
Kita pun sebagai orang Kristen sering berbuat seperti itu, perintah Tuhan ya perintah Tuhan, tapi kita jaga harus menggunakan otakkan?
Apa yang terjadi ?
Setelah sampai digunug, Tuhan mengumpulkan murid miridNya dan memerintahkan kepada mereka agar memejamkan matanya, ia lalu bertanya "mana batunya". Rasul Petrus mengeluarkan batu itu dari jubahnya sambil mengomel dalam hati "untuk apasih membawa batu segala? bikin repot saja".
Ketika ia membuka matanya ditangannya ada sepotong roti yang kecil, sesuai dengan batu yang dibawanya. Rupanya pada waktu berdoa tadi Tuhan mengubah batu itu menjadi roti. Rasul Peturs menyesal karena ia tadi hanya membawa batu kerikil saja, coba kalau membawa batu sebesar milik Andreas, akhirnya ia meminta roti kepada Andreas karena roti miliknya tidak mengenyangkannya.
Suatu kali mereka pergi lagi keatas gunung, wah Petrus langsung berpikir lain. Kali ini ia membawa batu yang besar "kemarin aku dikecewakan karena aku hanya membawa batu kerikil, sekarang saya akan membawa batu yang besar".
Ketika ia melihat murid murid lain tidak membawa batu ia bertanya heran "Eh mengapa kamu tak membawa batu?"
"Habis tak ada perintah!"
"awas ya jangan minta roti kepadaku nanti!"
Ia membawa batu itu sampai bereringat, sampai diatas gunung ia menaruh batu itu dan merasa senang "wah sebebtar lagi saya akan mendapatkan roti yang sangat besar"
Benarkah?
Ternyata Tuhan tak berkata apa apa, Petrus mengira pasti hal itu akan dilakukan Tuhan selesai Khotbah.Tapi Tuhan terus bebicara kepada murid muridnya, sementara itu Petrus sengaja menggoyang goyangkan batu itu, takut kalau Tuhan lupa. Kita pun sering berbuat serupa, kita sering mendesak Tuhan agar permohonan kita segera dipenuhi. Dalam doa kita selalu menyodrkan permintaan kita agar Tuhan tidak lupa. Petrus menunggu terus tapi sampai Yesus selesai berbicara, batu ditangannya tetep batu tidak berobah menjadi roti.
Inilah pelajaran bagi Petrus, ia tidak menjalankan apa yang diperintahkan Tuhan, tetapi melakukan apa yang tidak diperintahkan Tuhan.
Sebenarnya ini pun pelajaran agi kita juga, bukankah kita rering seperti Petrus ini? Nah orang yang seperti inilah yang sering dipenuhi kekuatiranz. Tapi mengapa orang yang penuh kekuatiran seperti Petrus dapat menulis "serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya".
Inilah pekerjaan Roh Kudus Roh Kudus sudah bekerja dalam hatinya sehingga ia dapat bersaksi demikian.
Ada seorang gadis yang dipenuhi dengan kekuatiran, ia takut tidak dapat jodoh? karena itu ia mulai belajar luwes dalam pergaulan. Usahanya tidak sia sia akhirnya ia dapat jodoh juga. Setelah menikah satu tahun ia belum mendapat anak, dua tahun belumjuga mendapat anak, tiga tahun belum juga mendapat anak ia milai kuatir lagi, dan mulai bertanya tanya "jangan jangan suami saya akan menceraikan saya"
Ia mulai bergumul dalam doa lagi. Tuhan mengabulkan doanya, dia senang sekali setelah mendapat anak, tetapi pada waktu ia menyusui bayinya, ia merasa kuatir lagi kalu anaknya akan sakit karena tubuhnya yang masih lemah, dia berdoa lagi agar anaknya cepat besar dana tidak sakit sakitan. Doanya kembali dikabulkan Tuhan, tetapi pada waktu anaknya hendak mau masuk sekolah dia mulai kuatri lagi.
Sudah puaskah ibu itu?
Ternyata belum! setelah anaknya lulus ibu ini kuatir lagi apakah anaknya mendapat pekerjaan atau tidak. kekuatiran memang selalu hinggap terus menerus dlam kehidupan manusia.
seorang ibu yang suaminya berpenghasilan kecil kuatir akan kebutuhan keluarganya, dia berdoa supaya suaminya mendapat rejeki, tapi ketika suaminya diberkati Tuhan ia merasa kuatir lagi kalau uangnya dipakai suaminya untuk mencari istri muda terus begitu kuatir dan kuatir.
Kita kembali kepada ayat kunci tadi "serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya" kata Nya dalam ayat ini menggunakan huruf besar yang berarti kita harus menyerahkan kekuatiran kita kepada Tuhan, bukan kepada suami, bukan kepada orang tua, bukan kepada Manusia! Manusia mempunyai kekuatiran masing masing yang harus diselesaikannya sendiri. Tuhan akan mengatasi kekuatiran kita kalau kita benar benar mau menyerahkan kepadanya.Karena itu "serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya karena Dialah yang memelihara kamu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a